Kebosanan Membawa Kebaikan - Oleh Ariel Jesse Martian
Kehidupan dengan keterbatasan internet sebenarnya bukan hal yang baru buat saya. Saya teringat kira-kira satu tahun yang lalu, tepatnya di bulan Februari ada sekitar hampir sebulan internet di Myanmar dibatasi. Sekitar pukul 11 malam hingga pulu 6 pagi tidak ada koneksi internet. Pada saat itu kegiatan sekolah tidak ada sehingga saya terbiasa tidur sampai larut malam. Saat itu saya sungguh terganggu dengan tidak adanya koneksi internet. Awalnya saya kebingungan dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan, tidak jarang saya perfi ke dapur dan membuat telur goreng, mencoba mengisi perut hingga dapat Kembali tertidur. Saya mengatasinya dengan mengunduh film-film dan game offline sebelum internet terputus. Tetapi saya sadar ini hanya mengatasi permasalahan tidak ada internet bukan tidak ada gadget.
Saya terus memikirkan bagaimana mengatasi masalah ini. Saya teringat ketika pertama kali saya tiba di Myanmar. Saat itu jaringan internet sangat lemah dan sering mati lamu. Tempat kami tinggal saat itu juga tidak memiliki genset. Pada awalnya saya mengeluh, meyerah dan memilih untuk tidur saja sepanjang waktu. Namum lama-kelamaan saya merasa bosan dengan seituasi tersebut. Saya dan adik saya mulai mencari kegiatan tanpa internet dan gadget. Kami memutuskan untuk bermain diluar, dari main bulu tangkis, speak bola hingga belajar naik sepeda. Ternyata kegiatan tersebut cukup menyenangkan. Bahkan saat itu saya mendapat teman baru meskipun kita tidak dapat berkomunikasi dengan baik karena perbedaan Bahasa, namun kami sangat menikmati saat bermain Bersama. Seringkali lampu padam saat malam hari dan kita tidak bisa bermain di luar. Saya dan keluarga biasanya pergi ke mini market terdekat untuk membeli jajanan dan makan sambil bercerita. Setiap dari kami bergiliran menceritakan cerita-cerita lucu dan pengalaman orang tua saya di masa lalu. Saya belajar banyak sekali dari cerita kehidupan orang tua saya. Kita juga bermain tebak kata dan tebak tokoh. Kita tertawa dan menikmati waktu bersama. Saya dan adik saya biasanya sibuk mengambil dan menyalakan lilin di Rumah. Kami juga bermain bayangan dengan cahaya lilin, kita menggunting bentuk orang dan kertas dan memainkannya seperti wayang. Kami juga sering keluar ke teras Rumah dan duduk di bangku teras sambil menikmati indahnya langit dan melihat bintang-bintang yang berkelip. Kini saya sadar bahwa dengan internet dan gadget kita bisa menikmati dan melakukan banyak hal seperti nonton dan main game. Namun yang paling penting ternyata adalah menghabiskan waktu dengan keluarga, bertemu dengan orang-orang dan menikmati indahnya alam. Internet sebagai dunia maya memang menawarkan banyak hal namun untuk mencapai kebahagiaan seutuhnya dibutuhkan keseimbangan diantara dunia maya dan dunia nyata.